KETIKA SEKOLAH MENJADI PENJARA (ANALISA ATAS REALITAS TRAGEDI SOSIAL PRODUK SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA)

  • Fuad Mardhatillah UIN Ar- Raniy Banda Aceh
Keywords: Pendidikan, Realitas sosial, Indonesia

Abstract

Bencana dan tragedi sosial kemanusiaan yang kini secara massif terjadi di negeri ini, adalah sebuah akibat yang disebabkan oleh gagalnya fungsi sosial lembaga sekolah dalam mendidik substansi ruhaniah kemanusiaan. Selama ini, sekolah dilangsungkan sebagai wahana pengajaran yang lebih mengarah dan menekankan persoalan penguasaan informasi keilmuan, pembentukan ketrampilan, keahlian dan profesionalitas yang kering akan nilai-nilai kemanusiaan. Sementara dimensi ruhaniah manusia yang lebih mengarah ke pembentukan kesadaran dan kepekaan sosial, luput dari pertimbangan lembaga-lembaga sekolah, sebagai sesuatu yang paling esensial dalam proses pendidikan di sekolah. Ini bisa terjadi setelah para pemangku kepentingan pendidikan sama-sama telah dirasuki semangat dan orientasi hidup pragmatisme-materialistik. Sehingga hubungan interpersonal antara para alumni sekolahan dengan para warga masyarakat luas yang hidup di sekitarnya, menjadi kontra produktif, bersifat menindas, menaklukkan dan bahkan cenderung saling memangsa (vulture culture). Maka merebaklah bencana dan tragedi sosial dalam berbagai variannya. Semestinya, lembaga sekolah harus dipahami sebagai lembaga social, dimana seluruh proses pendidikan yang berlangsung di dalamnya haruslah berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar manusia yang bersifat otonom, relative, unik, dinamis dan bebas/merdeka serta bertanggung-jawab. Konsekuensi logisnya, peserta didik harus ditempatkan sebagai subjek yang berhak atas kebebasan aktualisasi diri dan memilih masa depannya secara benar, cerdas, mandiri dan bertanggung-jawab. Guru hanya berfungsi sebagai motivator, fasilitator dan moderator yang membahani mereka dengan berbagai informasi yang dapat membangkit-sadarkan jiwa-jiwa kemanusiaan peserta didik saja. Agar akhirnya, para alumni sekolah tidak sekedar memiliki keberdayaan dan ketrampilan fisik-ragawi kepanca-inderaan saja, tetapi sisi-sisi kemanusiaan dalam konteks pemahaman “indera-plus” dapat bertumbuh, berkembang dan tertanam dalam jiwa kemanusiaannya, sesuatu yang mendorong melahirkan prilaku yang sesuai dengan jati diri kemanusiaan yang sesungguhnya. Sehingga kemudian setiap alumni sekolah dapat menjadi agent social yang mendamaikan dan mensejahterakan kehidupan bersama, yang serba saling dalam segala aspek kemanusiaan dan kehidupannya.


Published
2022-07-28
How to Cite
Fuad Mardhatillah. (2022). KETIKA SEKOLAH MENJADI PENJARA (ANALISA ATAS REALITAS TRAGEDI SOSIAL PRODUK SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA). Jurnal Penelitian Progresif, 1(1), 25-39. https://doi.org/10.61992/jpp.v1i1.48
Section
Articles